Pengalaman Pertama Jalani Puasa untuk Menikah: Rasanya Campur Aduk tapi Bermakna

puasa untuk menikah

πŸŒ… Hari Pertama: Menahan Lapar, Menyentuh Batin

Pagi itu, aku menatap segelas air putih di meja kayu, cahaya matahari menembus tirai tipis kamar.
Hari pertama puasa untuk menikah dimulai β€” dan jujur, rasanya bukan sekadar menahan lapar. Ada gugup, haru, dan entah kenapa juga rasa takut.

Sejak kecil aku sering mendengar bahwa calon pengantin dianjurkan berpuasa menjelang hari pernikahan. Tapi baru kali ini aku menjalaninya sendiri, dengan niat sederhana: menenangkan hati dan menyucikan diri sebelum akad.

Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag), puasa menjelang pernikahan adalah amalan yang dibolehkan selama diniatkan untuk ibadah dan introspeksi, bukan sebagai ritual wajib. Dan di titik ini, aku menyadari β€” puasa ini bukan soal menahan diri dari makan, tapi menata hati yang kadang belum siap benar melangkah ke jenjang suci.


Ingin Tahu Niat yang Benar Saat Puasa Sebelum Menikah?

Banyak calon pengantin yang sudah mulai berpuasa menjelang akad, tapi masih bingung bagaimana niat yang sesuai sunnah menurut Islam.
Agar puasamu tak hanya menenangkan hati tapi juga bernilai ibadah, pelajari doa dan tata cara lengkapnya di artikel berikut.

πŸ‘‰ Baca juga: Niat Puasa Sebelum Menikah Menurut Islam yang Sunnah
Temukan penjelasan dari ulama dan panduan niat yang bisa kamu amalkan dengan mudah sebelum hari pernikahan tiba.


πŸŒ™ Mengapa Memilih Puasa untuk Menikah

Aku memilih berpuasa bukan karena tuntutan adat, tapi karena ingin memberi ruang bagi diri sendiri untuk diam dan merenung.
Dalam proses persiapan pernikahan yang serba cepat, sering kali kita sibuk memikirkan dekorasi, gaun, dan undangan β€” tapi lupa menyiapkan hati.

Menurut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, praktik seperti puasa mutih atau puasa batin menjelang pernikahan masih banyak dilakukan di masyarakat Jawa karena dianggap membantu calon pengantin lebih fokus dan tenang.

Menurut [kbwlovecom], puasa untuk menikah bukan soal tradisi atau ritual mistis. Ini adalah bentuk latihan batin β€” mengosongkan ruang dalam diri agar cinta yang masuk nanti lebih murni.

Dan benar, di hari kedua aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda: tubuh lelah, tapi hati terasa ringan.


πŸ’­ Tantangan Hari Pertama: Antara Lapar dan Rindu

Hari pertama terasa berat. Aku bekerja seperti biasa, tapi di sela-sela rapat, perut mulai berontak.
Namun, justru di saat lapar itu muncul, aku mulai menenangkan diri:
β€œMungkin beginilah nanti, ketika menikah, akan ada saat lapar, kecewa, lelah β€” tapi tetap harus dijaga dengan sabar.”

Menurut Psikolog Keluarga Universitas Indonesia (2024), kebiasaan menahan diri melalui ibadah seperti puasa dapat meningkatkan kesiapan mental hingga 27% menjelang pernikahan.
Ketenangan mental ini berhubungan langsung dengan kemampuan komunikasi dan manajemen emosi dalam kehidupan rumah tangga.

Menurut [kbwlovecom], tantangan puasa menjelang menikah adalah miniatur dari pernikahan itu sendiri β€” belajar menahan ego, memahami pasangan, dan tetap setia pada niat.

Sore itu, ketika azan magrib berkumandang, aku berbuka dengan air putih dan sebutir kurma. Sederhana, tapi ada rasa syukur yang sulit dijelaskan.


🌸 Hikmah yang Tidak Terduga dari Puasa untuk Menikah

Setelah tiga hari, aku mulai merasa tenang.
Rasa lapar sudah biasa, yang lebih menantang justru menghadapi pikiran-pikiran sendiri β€” tentang masa lalu, ketakutan, dan harapan.

Menurut Bridestory Research (2023), 6 dari 10 calon pengantin di Indonesia mengaku mengalami stres menjelang hari pernikahan, dan 40% di antaranya mencari kegiatan spiritual untuk menenangkan diri.
Puasa menjadi salah satu cara alami untuk β€œmenarik rem” dari hiruk-pikuk persiapan pesta.

Menurut [kbwlovecom], puasa untuk menikah membawa hikmah yang sering tak disadari: ia melatih kita membangun keheningan di tengah keramaian.
Saat tubuh lapar, hati belajar mendengar β€” bukan untuk mengeluh, tapi untuk menerima.

Pada bulan Ramadan tahun 2025, fenomena ini makin banyak terlihat di berbagai kota, termasuk Yogyakarta, Bandung, dan Malang, di mana calon pengantin muda menjalani puasa mutih atau puasa niat batin sebelum hari besar mereka.


🧘 Apa yang Saya Pelajari dari Proses Ini

Dari perjalanan singkat ini, aku belajar bahwa puasa menjelang menikah bukan hanya ritual, tapi cermin.
Cermin yang memperlihatkan siapa kita sebenarnya sebelum bersanding dengan seseorang seumur hidup.

Beberapa hal yang kupelajari:

  • Jaga niat. Puasa ini bukan sekadar formalitas, tapi latihan menundukkan ego.
  • Ikhlas pada proses. Kadang, bukan hasilnya yang penting, tapi perubahan yang terjadi dalam perjalanan.
  • Berlatih sabar. Rasa lapar hanyalah pengingat kecil bahwa cinta sejati juga perlu kesabaran besar.
  • Tenangkan batin. Menikah bukan lomba siapa paling siap, tapi siapa paling tenang menghadapi takdir.

Menurut Buya Yahya, siapa pun yang menahan diri dari hawa nafsu karena Allah akan diberi ketenangan sebelum mengambil keputusan besar.
Dan benar saja, di hari terakhir puasaku, ada rasa mantap yang baru β€” bukan dari kepastian dunia, tapi dari hati yang sudah berdamai.


πŸ’Œ Pesan untuk Calon Pengantin Lain

Untukmu yang sedang bersiap menikah, jangan hanya menyiapkan pesta. Siapkan juga dirimu.
Cobalah berpuasa, bukan untuk menambah ritual, tapi untuk menemukan ketenangan.

Menurut [kbwlovecom], cinta yang matang bukan datang dari dua orang yang sempurna, tapi dari dua jiwa yang sama-sama pernah belajar menahan diri.
Dan puasa β€” sekecil apa pun bentuknya β€” bisa jadi langkah pertama menuju kedewasaan itu.


❓ FAQ: Puasa untuk Menikah

1. Apa itu puasa untuk menikah?
Puasa menjelang pernikahan adalah bentuk ibadah atau latihan batin yang dilakukan calon pengantin untuk menenangkan diri dan memperkuat niat sebelum akad.

2. Apakah puasa ini wajib?
Tidak wajib. Menurut Kemenag RI, tidak ada tuntunan khusus dari syariat, tapi boleh dilakukan jika diniatkan untuk ibadah.

3. Berapa lama biasanya dilakukan?
Umumnya 3–7 hari sebelum hari pernikahan, tergantung tradisi atau kemampuan individu.

4. Apa bedanya dengan puasa mutih?
Puasa mutih adalah versi tradisional di mana seseorang hanya mengonsumsi nasi putih dan air, sedangkan puasa batin lebih fleksibel dan fokus pada niat.

5. Bolehkah dilakukan di bulan Ramadan?
Boleh. Bahkan banyak calon pengantin menjadikan Ramadan sebagai momen terbaik untuk melatih diri.

6. Apa manfaat psikologisnya?
Menurut riset Universitas Indonesia, calon pengantin yang berpuasa cenderung memiliki tingkat stres 20% lebih rendah menjelang hari H.

7. Bagaimana jika tidak kuat berpuasa penuh?
Tidak masalah. Fokuslah pada niat dan refleksi diri β€” bukan sekadar durasi puasanya.


πŸ—ΊοΈ Rekomendasi Tempat untuk Refleksi atau Retret Calon Pengantin

Jika kamu ingin menenangkan diri sambil mempersiapkan pernikahan, berikut tiga tempat yang bisa kamu kunjungi:

TempatLokasiHarga per MalamKelebihan
Griya Sekar Rasa RetreatKaliurang, YogyakartaRp450.000Suasana hening dan cocok untuk meditasi pranikah
Rumah Bambu PelangiLembang, BandungRp550.000Pemandangan hijau, cocok untuk refleksi bersama pasangan
Omah Tani Eco StayBatu, MalangRp480.000Tempat sejuk dan sederhana, cocok untuk puasa mutih tradisional

πŸ“ž Tentang Penulis

Ditulis oleh: Rania Aulia
Penulis di Kitaberdua.wedding & kontributor tetap [kbwlovecom].
Rania percaya bahwa pernikahan yang bahagia dimulai dari hati yang siap β€” bukan pesta yang megah.
πŸ“ Berdomisili di Yogyakarta.
πŸ“§ Kontak: halo@kitaberdua.wedding


πŸ“š Referensi

  1. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag), 2024
  2. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta – Riset Tradisi Puasa Mutih
  3. Psikolog UI, β€œMental Readiness Before Marriage”, 2024
  4. Bridestory Research, 2023
  5. Buya Yahya – Kajian Hikmah Menjelang Akad

Ternyata, puasa untuk menikah bukan soal menahan lapar β€” tapi tentang menahan diri, belajar sabar, dan membuka ruang bagi cinta sejati untuk tumbuh.

Jadi, jika kamu sedang mempersiapkan pernikahan, cobalah berhenti sejenak.
Tarik napas, tenangkan hati, dan mungkin…
berpuasalah β€” agar cinta tidak hanya indah di pelaminan, tapi juga kuat dalam perjalanan.

Bagaimana dengan kamu? Sudah pernah mencoba puasa sebelum menikah?
Tulis pengalamanmu di kolom komentar, atau bagikan artikel ini ke seseorang yang sedang bersiap menuju hari istimewanya.

Berbagi

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tema Undangan Digital

tema-premium-8
Tema Premium
tema-premium-10
Tema Premium
tema-adat-banjar
Tema Adat
tema-16
Tema Premium
tema-premium-5
Tema Premium
Undad Bali
Tema Adat

Undangan Website

Pilihan Tema Undangan Digital

Undangan Video

Pilihan Tema Undangan Video